14 May 2012

Lupa! Lupa Lupa Lupa...

"Aduh lupa!", "Ngga tau deh, lupa.", "Lupa aku."... Kata-kata sakti inilah yang paling sering gue omongin ke orang-orang terdekat gue. Berhubung memang dari kecil kebiasaan gue adalah itu: lupa. Kadang-kadang kalo gue malas berpikir juga gue bilang lupa. Tapi biasanya kalau gue bilang lupa ya artinya lupa.


Kebiasaan lupa ini bermula dari kecil. Karena gue punya mommy yang sangat sayang sama anak-anaknya, jadi beliau sibuk menyiapkan semuanya buat gue dan ade gue. Karena biasa disiapkan segala sesuatunya, jadi kami kurang bertanggung jawab akan barang-barang kami sendiri. Bukan cuma barang, jadwal, tempat, bahkan janji juga. Dan terbawalah si kebiasaan ini sampai besar.


Saat sudah waktunya tidak tergantung mommy, gue harus mencari cara untuk menghilangkan si lupa. Pertama: Catat, gue biasa mencatat apa saja supaya gue tidak lupa. Di catatan kecil, buku tulis, agenda, dan macam-macam tempat lain. Kedua: Alarm, memasang alarm minimal setengah jam dari waktu seharusnya gue bangun. Gunanya adalah membiarkan otak gue berpikir sejenak tentang apa yang harus gue lakukan hari itu. Ketiga: Pengaturan, (kayak bahasa di ponsel atau di internet ya?) supaya gue terbiasa menaruh barang ditempatnya. Pengaturan gue agak unik karena gue orang yang berantakan sekali, jadi gue bukan mengaturr barang-barang gue supaya rapih tapi benar-benar gue atur supaya barang-barang gue ada di tempat biasanya. Contoh: kalau gue biasa taruh bedak di lantai, ya gue taruh di lantai. Hehehe...


Dan setelah itu kebiasaan lupa gue pun hilang. Hahaha... Ngarep! Sayangnya itu tidak terjadi. Kebiasaan gue tetap ada, dan gue pun tetap lupa. Yah, mau bagaimana lagi, namanya juga kebiasaan dari kecil, sudah pasti sulit dihilangkan. Tapi setidaknya gue berusaha untuk bisa menghilangkan kebiasaan yang membuat gue sering berantem sama pacar gue itu. Karena bagaimanapun juga, lama-lama kalau lupa terus-menerus gue bisa lupa hidung gue ada dimana.


Eh, hp gue mana ya?

No comments:

Post a Comment